Full width home advertisement

Translate

Mau Buku Perpustakaan Nasional

Sang Aspirator

Gerakan Sosial

Post Page Advertisement [Top]

Jangan biarkan saya berjuang sendiri - Sumber : TeropongUmat


Oleh : La Asri Buton*

Didalam setiap momentum perhelatan politik apapun, Rakyat senantiasa menaruh harapan besar pada sosok yang ia pilih. Janji dan iming-iming politik saat kampanye masih jelas tergambar dalam benak mereka. Ketika itu godaan dan rayuan manis Sang Legislator berhasil membujuk rakyat untuk memilihnya dan memenangkannya. Sekarang Sang Legislator justru tengah asyik menikmati indahnya kursi empuk, full AC, dan berjibun fasilitas penunjang yang notabenenya adalah berasal dari kekayaan Rakyat itu sendiri. 
Lima tahun sudah waktu berlalu, bagi Sang legislator dirasa sangat cepat, namun bagi rakyat sungguh sangat lama. Minim prestasi, minim aspirasi.  Itu kata mereka. Lihatlah metakuasa politik menjadikan Sang Legislator terhanyut dengan kepentingan sesaat. Ia lupa atau memang sedari awal tak pernah sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi konstituennya (baca juga : rakyat yang memilihnya). 

Gambaran diatas adalah sebuah alegori politik yang mengisahkan kesedihan Rakyat pada Sang Legislator yang ia pilih, namun telah lupa dengan janji-janjinya.


Bagiku wakil rakyat atau Legilator itu merupakan "rumah pengabdian sejati", bukan saja sebuah jabatan. Sebab kepada mereka, rakyat menaruh harapan besar terhadap para legislator. Legilator sebagai subjek pemegang kunci keuangan memegang peranan yang sangat penting dan strategis. Jika saja "sang pemegang kunci" memiliki andil besar, memahami kerjanya maka sudah seyogyanya mereka mempertaruhkan hidupnya untuk benar-benar menjaga uang rakyat, benar-benar memastikan uang rakyat terbagi dengan baik, memastikan semua fasilitas yang dibutuhkan rakyat terlaksana dengan baik sebagaimana seharusnya. 

Disamping itu, seorang legislator harus memposisikan dirinya sejajar dengan eksekutif. Sebagai penyeimbang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari DPRD tingkat bawah hingga DPR (pusat) harus bekerja lebih teliti dan cermat. Karena jangan sampai uang rakyat tidak terdistribusi dengan baik. Rakyat memberikan harapan besar terhadap para legislator.  Sekali lagi, itu harapan mereka! 

Dalam peraturan perundang-undangan, Legilatif memiliki fungsi yang sangat besar dalam menjaga atau mengawasi uang Rakyat dan memayungi hak-hak rakyat. Saya lebih suka mengistilahkannya dengan "TRI-FUNGSI SAKTI SANG LEGISLATOR".


1. Fungsi Legislasi

Fungsi ini harus benar-benar dijalankan dengan baik. Fungsi ini menghendaki para legislator untuk menghasilkan peraturan-peraturan yang melindungi atau memayungi hak-hak rakyat. Wakil rakyat harus terus memproduksi legislasi yang pro rakyat, legislasi yang memperhatikan rakyat yang terpinggirkan. DPR harus terus memproduksi legislasi-legislasi berkualitas dan berpihak pada rakyat.

2. Fungsi Anggaran

Legislator memiliki andil besar dalam memainkan irama politik anggaran. Jika saja fungsi ini dijalankan dengan baik oleh legislatornya maka bisa dipastikan anggaran untuk fasilitas dan kebutuhan rakyat akan terpenuhi. Bahkan bisa mendorong tumbuhnya perekonomian rakyat. DPR harus benar-benar memahami kebutuhan-kebutuhan yang dikehendaki oleh rakyat. Para legislator harus banyak mendengar keluhan rakyat. Para legislator harus banyak melihat jeritan pahit rakyat kecil. Bahkan para legislator harus benar-benar merasakan pahitnya kehidupan rakyat kecil. Biar mereka bisa memahami kebutuhan dan keinginan rakyat kecil. Jika apa yg dibutuhkan oleh rakyat kecil telah diserap oleh para legislator maka harus dipastikan pada pembahasan dan pengesahan anggaran. Semua kebutuhan rakyat harus dipastikan anggarannya terpenuhi.

Namun Pada saat pembahasan anggaran kerap muncul politisasi anggaran. Biasanya rakyat dikebiri. Pembahasan anggaran hanya dijadikan sidang panggung sandiwara. Ruang ini hanya dijadikan tempat untuk melakukan politik bagi-bagi anggaran alias bagi-bagi Kue. Biasanya yang paling banyak mendapatkan kue anggaran, partai yang paling banyak kursinya di DPR. Pembahasan anggaran ini seringkali dimainkan dari luar arena. Sutradara pengendali politik anggaran adalah partai politik. Partai yang memiliki legislator terbanyak, merekalah yang paling banyak jatah anggarannya (atau yang lazim disebut jatah proyek). Selain itu jika partai pendukung penguasa lebih banyak perolehan kursinya, maka dipastikan DPR tidak akan menjalankan fungsinya dengan sepenuhnya. DPR akan berjalan setengah hati. Penguasa yang tidak pro rakyat kecil tak akan mampu diawasi dengan baik. Semua keputusan DPR diselesaikan berdasarkan voting bukan lagi mengutamakan musyawarah mufakat. semua keputusan selalu berpihak pada penguasa. Bukan pada rakyat kecil. Jika penguasanya pro rakyat maka ini bisa memberikan manfaat besar. Namun jika sebaliknya, maka rakyat semakin sengsara.

3. Fungsi Pengawasan

Setelah pembahasan legislasi dan pembahasan anggaran tercapai dengan baik. Maka DPR harus banyak terjun di lapangan. Memastikan semua proyek-proyek yang dikerjakan eksekutif melalui Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terlaksana dengan baik. Memastikan para ASN benar-benar bekerja dengan baik dalam melayani rakyat. Rakyat tidak boleh dikebiri. Rakyat harus benar-benar dijadikan tuan atau raja. Semua porsi anggaran untuk fasilitas infrastruktur dasar maupun fasilitas penunjang harus dipastikan telah dikerjakan dengan kualitas terbaik. Semua anggaran untuk pemenuhan pemberdayaan rakyat kecil (para petani, nelayan, lansia, dan kaum-kaum lainnya yang terpinggirkan harus terserap dan tersalur dengan baik dan tepat sasaran.

Tri-fungsi diatas sebenarnya mungkin sudah diketahui oleh kebanyakan legislator. Semestinya diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan sekedar kata. Dalam terminologi metapolitik ini merupakan "penyimpangan terhadap politik itu sendiri". Sebab hakikat berpolitik adalah memperjuangkan kepentingan rakyat. Itu juga mengikis pertanyaan mengapa banyak rakyat yang tidak puas dengan kinerja mereka? 

Rumah ASRI (Rumah Aspirasi Rakyat Indonesia) yang saya gagas ini tak lebih dari sebuah kesadaran untuk memunculnya oase politik ditengah gurun pasir yang kering yang mendera rakyat. Sederhananya, Rumah ASRI mencoba memastikan "Tri-fungsi Sakti" dari Wakil Rakyat dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. (***)

No comments:

Post a Comment

Bottom Ad [Post Page]

| Designed by Colorlib